Selasa, 09 April 2013

Nasehat Seorang Sahabat


Suguhan pagi ini adalah sebuah note milik seorang sahabat yang begitu inspiratif. Tulisan tersebut ditulis oleh seorang anak muda biasa, bukan seorang ahli ilmu agama maupun seorang yang begitu banyak pengalaman dan begitu faham akan lika-liku kehidupan. Tulisan ini begitu sederhana, namun begitu bermakna dan berkesan di hati saya. Dan karena penulisnya juga seorang anak muda seperti saya, saya jadi sadar bahwa saya juga bisa mengadaptasi isi tulisan tersebut ke dalam hidup saya, dalam konteks masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Potongan-potongan tulisan tersebut akan saya tampilkan sebagian di sini.
Dan kita tetap akan memiliki kebahagiaan itu. Dan kita juga akan tetap mengalami kesedihan itu walaupun kita tidak memintanya. Dan kita akan hadapi 1001 warna kehidupan yang akan mewarnakan kehidupan kita sendiri.
Saya adalah seorang yang cenderung normatif dan sedikit susah beradaptasi. Namun seiring berjalannya waktu saya semakin sadar bahwa perubahan pasti terjadi. Perubahan bisa saja mengarah ke hal-hal yang positif dan menyenangkan, namun tentunya juga bisa berupa hal yang tidak kita senangi. Perubahan akan selalu terjadi dan tidak akan bisa kita tolak, sehingga satu-satunya hal yang paling mungkin bagi kita adalah menyesuaikan diri dan turut berubah seiring perjalanan waktu.
Kita tidak akan pernah dihidangkan dengan kebahagiaan yang terus menerus. Kita juga tidak akan pernah disajikan dengan kesedihan yang terus menerus. Karena kita akan sentiasa mengalami fase perubahan, sedikit demi sedikit. Sesungguhnya semua benda akan berubah kecuali "perubahan".
Saya pun menyadari bahwa sebagian besar masalah yang saya hadapi melibatkan cara saya menyikapi perubahan, yang adalah salah satu ketetapan Allah bagi alam semesta. Perubahan itu kebanyakan adalah nikmat Allah dalam hidup saya yang diambilNya, misalnya kepercayaan teman, nikmat kesehatan, nikmat kesempatan untuk belajar di tempat yang saya sukai, dan sebagainya. Bisa  juga berbentuk nikmat yang diberikan Allah pada saya, yang sayangnya dulu sempat saya sia-siakan sehingga tidak malah membentuk diri saya menjadi orang yang lebih baik, bahkan mungkin malah membuat saya lupa diri dan sombong.
Dan berjalanlah terus, dan kita akan bahagia..Bahagia dalam perjalanan itu. Kita berlari mengejar kebahagian di sisiNYA..Mengejar DIA yang sebenarnya dekat walau kita rasa jauh. Mengejar cintaNYA walau sebenarnya DIA menyayangi kita lebih dari seorang ibu menyayangi anaknya. Dan kita akan bahagia dengan mengingati DIA, Allah SWT.
Menurut teori ilmu manajemen organisasi yang diajarkan dosen saya di semester-semester lalu konflik mampu mengatasi kelembaman organisasi. Artinya, suatu konflik yang terorganisir mampu mengatasi stagnansi dan menggerakkan suatu organisasi menuju perbaikan. Menurut saya, begitu juga dengan hidup saya dan masalah-masalah di dalamnya. Setelah berhasil sedikit-demi sedikit menyesuaikan diri dengan masalah-masalah yang Allah “hadiahkan” pada saya perjalanan hidup saya menjadi lebih terarah.
Dahulu, karena segala yang saya inginkan seakan begitu mudah saya peroleh, saya sempat menjadi begitu ambisius mengejar beragam keinginan. Keinginan-keinginan memang bisa menjadi trigger bagi kita untuk maju, namun terkadang ia juga bisa menjerumuskan, terutama bila tujuan dari keinginan itu hanyalah dunia. Kita bisa-bisa terjebak dalam kehidupan yang tak ada artinya sama sekali, hanya mengejar nafsu terhadap kenikmatan dunia yang sesaat dan sama sekali tak berdampak positif bagi pengembangan diri kita selaku makhluk Tuhan yang butuh selalu meningkatkan hubungan kita dengan Sang pencipta. Masalah itu ternyata berhasil merubah arah hidup saya. Meskipun seakan “mengemplang” kepala saya dengan begitu keras namun ternyata ia diikuti berbagai perubahan positif yang mungkin tak akan terjadi tanpa shock therapy dari Allah tersebut.
Semoga di masa depan saya bisa menjadi orang yang lebih baik. Berlatih menjalani hidup dengan memandang ke depan sembari sedikit-demi sedikit melepaskan genggaman tangan saya yang mungkin masih berisi kebahagiaan masa lalu yang belum bisa saya relakan, untuk menuju hari esok yang InsyaAllah lebih baik. Di dunia dan akhirat. Amin.
           




2 komentar:

  1. Halo mbak Fa :)
    Sangat inspiratif banget meskipun aku nggak baca semua hehe. Kunjungan baliknya ya mbak.., makasih ^^

    BalasHapus