Sabtu, 17 September 2011

Untuk Temanku

Teman, masihkah kau ingat saat kita dulu bergembira, menjalani hari-hari dengan riang sembari menatap hari depan yang tak pernah tampak kusam berjelaga. Bercanda dan tertawa sembari menggantung mimpi-mimpi di kanopi cakrawala. Saban hari belajar tak kenal waktu untuk menjemput impian. Bersama-sama. Teman, Tuhan memang selalu punya rencana rahasia yang ia sembunyikan dari kita ketika masih kanak-kanak dahulu. Rencana yang harus kita hadapi ketika masanya tiba kita harus berpisah ruang dan waktu. Ketika jalan hidup yang kita tempuh jadi bercabang, menempatkan diri kita masing-masing di sisi-sisi yang berlainan. Dan kita harus cukup kuat dan dewasa untuk berpisah. Demi impian dan harapan yang pernah kita semai di masa muda. Teman, berbincang sejenak denganmu seakan menjadi oase di tengan kekeringan. Membasahi kerongkongan yang dahaga akan kasih sayang dan gairah masa muda. Darah dan adrenalin seakan terpompa, memicu semangat dan kekuatan baru yang menyala-nyala. Membuatku lebih bergairah menjalani hidup serta memandang kehidupan ini dengan lebih optimis. Temanku, semoga perjumpaan kita berarti sama dalam bagimu. Teman, di peraduan hari ini aku berdoa. Semoga kebaikan, kesahajaan, dan kebahagiaan terus meliputi dirimu. Semoga Tuhan senantiasa meliputimu dengan bimbingannya dalam menjalani perjuanganmu yang masih panjang. Perjuangan mungkin akan lebih pahit dan menyakitkan. Namun, yakinlah bahwa tak ada onak yang tak akan pupus oleh usaha dan doa kepada sang pencipta. Jalani hari-harimu dengan harapan dan rasa syukur yang tak habis-habis. Hingga bila tiba saatnya kelak kita berjumpa lagi, kan kita layangkan berjuta mimpi ke haribaan Tuhan yang tak putus-putusnya memberi.

Jumat, 16 September 2011