Rabu, 22 Desember 2010

Kupu-kupu Merah

Seekor kupu-kupu merah terbang dalam mimpiku
sayapnya merona menuju langit biru
di alam bebas yang penuh bahaya
terbang lepas menggariskan tanya

Kupu-kupu merah itu
sendirian jelajahi cakrawala

Kuangkat tangan,
menangkap bayang-bayangnya

let her blush blinding the sun
fliying free for once
once though not forever

Ingin kupinjam merah sayapnya
tuk bangkit dan taklukkan dunia

let her blush blinding the sun
flying free for once
once though not forever

Hingga matahari menua
dan langit memerah senja
ia pun sampai di batas usia
namun sayap merahnya tertinggal di tanganku
meronai kebebasan dan keberanian di hatiku

let her blush blinding the sun
and the courage colouring the blue sky
flying free for once
once though not forever

Jumat, 17 Desember 2010

Untuk Teman-teman di Jalanan

Berhias sunyi
di tengah temaram kota
kau renda hari-hari

dengan sebuah kaleng mungil
dan peralatan seadanya
kau sambung usia
sehari-demi-sehari

masa depan tak menentu bagimu
entah bagaimana esok kau akhiri harimu
yang penuh derita
di tengah riuh canda dengan teman-teman sebaya

di tengah terpaan badai
harimu masih penuh tawa

sayang,
hanya lewat sekeping koin inilah
bisa kubagikan setetes kasih
bagimu

Lewat Apakah

Lewat waktu Tuhan mengajari kita
berbicara
lalu berbincang dengan semesta

Lewat usia Tuhan mengajari kita
mengenal suara
lalu belajar menulis dan membaca

Lewat manusiaTuhan mengajari kita
hitung-hitungan kalkulus dan aritmatika
bahan baku peradaban dunia

tinggal lewat apakah kini
kita bersyukur dan memuji
pemberian dan kebesaranNya?

Sebatang Pena

Sebatang pena
tengah kupaksa
membikin cerita

Tersurat soneta
berselimut metafora

Menulis isi hati
Berisi hikmah sehari-hari
biar tak hilang makna
oleh waktu yang menua

tapi kenapa penaku kini
hanya bisa terkulai tak berdaya?

Rindu

(Tuhanku)

Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku

Menggelayut manja di sudut hati
Menghiasi tiap doa saban hari
Membuatku tepekur layu kala kudasari
aku dan Kau
mungkin terpisah berabad waktu

Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku

Menjadi harap sederhana yang abadi
Tertaut di tiap laku yang mungkin Kau sukai
Buatku mereka-reka setiap kata, kebiasaan-kebiasaan kecil, dan gerak gerik hati
yang mungkin menarik hati dan perhatianMu
kepadaku

Ada rindu kecil
Kau pasti tahu
karena tak ada secuilpun dariku yang jadi rahasia antara kita
dan hanya satu tanya yang kulepas pada langit selewat senja
akankah Kau perkenankan
rinduku

Kamis, 02 Desember 2010

Aku, Kamu, Kita

Aku, kamu, kita

Dalam kehausan akan entah-ilmu-entah-materi
jelajahi negeri-negeri
kita preteli mulai ujung langit hingga isi bumi

Aku, kamu, kita

Mencari cinta
tak juga puas
Mencari harta
tak juga puas
lalu tahta
tak juga puas
bahkan diri sendiri semakin bias

Aku, kamu, kita

mau segala mau

mulai surya terlahir ke peradaban
hingga candra meraja malam
terumpan makna hingga berlian

padahal atas rindu
ada jawab
dalam sendu
ada harap

maka kuketuk pintu raja segala pencarian
meminta jawaban
ialah ia pelabuhan rinduku

Kamis, 28 Oktober 2010

Ajari Aku Mencintai

Ajari aku mencintai
setiap lekukan indah tubuh kehidupan

Ajari aku mencintai
langkah-langkah kecil anak-anak jalanan
pengemis yang meminta-minta di persimpangan
dan pedagang kecil yang menjajakan koran-koran

Ajari aku mencintai saja
karena pilu dunia
tak jua mau sirna

Jumat, 03 September 2010

Malam

Malam ini temaram
Disinar rembulan dan gemintang
Lembut sang bayu usap rambutku
Obati hati yang haru biru
Genggam jiwa yang meragu

O malam
Tlah kulewati satu babak hidupku
Setelah kulalui beribu hadimu
Dalam syahdu ruang dan waktu
Tlah kukatakan pada gemitang di langit sana
Sebuah mimpi tanpa suara
Mimpi yang rahasia

O malam
Mimpiku tak sampai ke bintang
Hingga air mata tandai dukaku
Syahdu malam larutkan sesal
Kerlipan bintang temani khayal
Tinggal ucap doa kulayangkan
Pada Tuhan yang genggam segala lara
Biar dia belai lukaku hingga hilang segala perih
Dalam gundah hati

Sabtu, 28 Agustus 2010

Merenungi Sepi

Dalam setiap pergumulan
sepi gemuruh berdentam-dentam
dan sunyi menggigit temaram bulan

Malamku berhias pias gemintang
dengan lembut sang bayu ia berkawan

sepi menggema

sunyi meraja

Hanya si bijak tahu makanannya tiap kesepian
berharga ribuan filsafat maknawi
dengan restu semesta ia berdiri

Selasa, 24 Agustus 2010

Bahagia Tak Bersyarat

Sebuah perjalanan terbentang
di antara senyap waktu dan gigil malam
menjelma seuntai pencarian
jati diri, materi, dan kebahagiaan

Ku menari dalam orkestrasi gerimis
menitik merinai
berdansa dengan selaksa angan renta
mencari esensi bahagia
hingga tiba insyaf diri
semua hanyalah soal persepsi

Dan aku pun terlelap
dalam dekapan bahagia tak bersyarat

Anak Jalanan

Kami bernyanyi di tengah getirnya hari
sebuah lagu mayar, dengan suara sumbang
Adakah Tuan tahu isi hati kami
ketika kami pandang kosongnya kaleng pendapatan hari ini,
dan ketika kami nikmati keroncongan perut kami yang lapar
Adakah Tuan dengar?

Kaki-kaki kami terpaksa bertarung dengan takdir
Walau kami rasa betapa buas kerikil-kerikil dan pasir
yang seakan ditebarkan Tuhan ke jalan kami
diantara mimpi, mimpi lagi,
dan mimpi lagi

Kapankah dapat kami nikmati indahnya hari?
Kapankah kami bisa berhenti bermimpi?
Tak inginkan Tuan bangunkan kami dari tidur panjang ini,
dan perlihatkan manisnya dunia
Bukankah kami anakmu jua?

Sabtu, 31 Juli 2010

Mimpi Senja Hari

Tercabik sukma, terajah luka
terpasung impian, enggan terbang ke langit senja
dalam perih terurai-urai jarak
dalam rindu terurai-urai waktu

Langkahku ikuti garis nasib
berlarian songsong beribu pagi
biar tuntas segala mimpi
biar tamat sebait elegi

Terisak, terseok, lalu jatuh tak bangun lagi
Mimpiku mimpi mentari di senja hari
nyaris tenggelam di malam sunyi

Tinggallah diri edan ditelan gemuruh hari
Tak henti-henti mengejar mimpi
dalam mabuk asaku abadi

Senin, 26 Juli 2010

Aku Hidup di Zaman Ini

Aku hidup di zaman ini
ketika para pemimpin mencuri demi memperkaya diri
ketika rakyat kecil biasa menjadi perompak demi sesuap nasi
ketika anak-anak kecil terbiasa melihat kekerasan saban hari
dan ketika wanita-wanita di pinggir jalan menjajakan diri

Aku hidup di zaman ini
ketika orang-orang mulai menggampangkan kecurangan
ketika yang pintar mengeksploitasi setiap kesempatan hanya demi meraup keuntungan
ketika kejujuran dan kebersihan laku seringkali dipadankan dengan kemunafikan

Aku hidup di zaman ini
ketika yang miskin mendengki
dan yang kaya tidak lagi peduli

Asa Kebebasan

Nona kecil, bergaun hitam , mencium sedap malam
Berselimut dentam meriam
di kakinya pistol dikokang

Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam
asap biru, debu kelabu, bau abu jadi satu
mimpinya semalam jatuh di atas rumpun perdu

Nasar bulu hitam putih
cuci kaki di kali getih

Ah, di manakah kebebasan laksana awan?
Turutkah terbang bersama bulan?

Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam.
Tudungnya basah, oleh peluh dan cipratan darah
Adakah jiwa tenangnya mau berkata
Sst, diam, Tuhan marah!