Sabtu, 31 Juli 2010

Mimpi Senja Hari

Tercabik sukma, terajah luka
terpasung impian, enggan terbang ke langit senja
dalam perih terurai-urai jarak
dalam rindu terurai-urai waktu

Langkahku ikuti garis nasib
berlarian songsong beribu pagi
biar tuntas segala mimpi
biar tamat sebait elegi

Terisak, terseok, lalu jatuh tak bangun lagi
Mimpiku mimpi mentari di senja hari
nyaris tenggelam di malam sunyi

Tinggallah diri edan ditelan gemuruh hari
Tak henti-henti mengejar mimpi
dalam mabuk asaku abadi

Senin, 26 Juli 2010

Aku Hidup di Zaman Ini

Aku hidup di zaman ini
ketika para pemimpin mencuri demi memperkaya diri
ketika rakyat kecil biasa menjadi perompak demi sesuap nasi
ketika anak-anak kecil terbiasa melihat kekerasan saban hari
dan ketika wanita-wanita di pinggir jalan menjajakan diri

Aku hidup di zaman ini
ketika orang-orang mulai menggampangkan kecurangan
ketika yang pintar mengeksploitasi setiap kesempatan hanya demi meraup keuntungan
ketika kejujuran dan kebersihan laku seringkali dipadankan dengan kemunafikan

Aku hidup di zaman ini
ketika yang miskin mendengki
dan yang kaya tidak lagi peduli

Asa Kebebasan

Nona kecil, bergaun hitam , mencium sedap malam
Berselimut dentam meriam
di kakinya pistol dikokang

Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam
asap biru, debu kelabu, bau abu jadi satu
mimpinya semalam jatuh di atas rumpun perdu

Nasar bulu hitam putih
cuci kaki di kali getih

Ah, di manakah kebebasan laksana awan?
Turutkah terbang bersama bulan?

Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam.
Tudungnya basah, oleh peluh dan cipratan darah
Adakah jiwa tenangnya mau berkata
Sst, diam, Tuhan marah!