Seekor kupu-kupu merah terbang dalam mimpiku
sayapnya merona menuju langit biru
di alam bebas yang penuh bahaya
terbang lepas menggariskan tanya
Kupu-kupu merah itu
sendirian jelajahi cakrawala
Kuangkat tangan,
menangkap bayang-bayangnya
let her blush blinding the sun
fliying free for once
once though not forever
Ingin kupinjam merah sayapnya
tuk bangkit dan taklukkan dunia
let her blush blinding the sun
flying free for once
once though not forever
Hingga matahari menua
dan langit memerah senja
ia pun sampai di batas usia
namun sayap merahnya tertinggal di tanganku
meronai kebebasan dan keberanian di hatiku
let her blush blinding the sun
and the courage colouring the blue sky
flying free for once
once though not forever
Rabu, 22 Desember 2010
Jumat, 17 Desember 2010
Untuk Teman-teman di Jalanan
Berhias sunyi
di tengah temaram kota
kau renda hari-hari
dengan sebuah kaleng mungil
dan peralatan seadanya
kau sambung usia
sehari-demi-sehari
masa depan tak menentu bagimu
entah bagaimana esok kau akhiri harimu
yang penuh derita
di tengah riuh canda dengan teman-teman sebaya
di tengah terpaan badai
harimu masih penuh tawa
sayang,
hanya lewat sekeping koin inilah
bisa kubagikan setetes kasih
bagimu
di tengah temaram kota
kau renda hari-hari
dengan sebuah kaleng mungil
dan peralatan seadanya
kau sambung usia
sehari-demi-sehari
masa depan tak menentu bagimu
entah bagaimana esok kau akhiri harimu
yang penuh derita
di tengah riuh canda dengan teman-teman sebaya
di tengah terpaan badai
harimu masih penuh tawa
sayang,
hanya lewat sekeping koin inilah
bisa kubagikan setetes kasih
bagimu
Lewat Apakah
Lewat waktu Tuhan mengajari kita
berbicara
lalu berbincang dengan semesta
Lewat usia Tuhan mengajari kita
mengenal suara
lalu belajar menulis dan membaca
Lewat manusiaTuhan mengajari kita
hitung-hitungan kalkulus dan aritmatika
bahan baku peradaban dunia
tinggal lewat apakah kini
kita bersyukur dan memuji
pemberian dan kebesaranNya?
berbicara
lalu berbincang dengan semesta
Lewat usia Tuhan mengajari kita
mengenal suara
lalu belajar menulis dan membaca
Lewat manusiaTuhan mengajari kita
hitung-hitungan kalkulus dan aritmatika
bahan baku peradaban dunia
tinggal lewat apakah kini
kita bersyukur dan memuji
pemberian dan kebesaranNya?
Sebatang Pena
Sebatang pena
tengah kupaksa
membikin cerita
Tersurat soneta
berselimut metafora
Menulis isi hati
Berisi hikmah sehari-hari
biar tak hilang makna
oleh waktu yang menua
tapi kenapa penaku kini
hanya bisa terkulai tak berdaya?
tengah kupaksa
membikin cerita
Tersurat soneta
berselimut metafora
Menulis isi hati
Berisi hikmah sehari-hari
biar tak hilang makna
oleh waktu yang menua
tapi kenapa penaku kini
hanya bisa terkulai tak berdaya?
Rindu
(Tuhanku)
Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku
Menggelayut manja di sudut hati
Menghiasi tiap doa saban hari
Membuatku tepekur layu kala kudasari
aku dan Kau
mungkin terpisah berabad waktu
Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku
Menjadi harap sederhana yang abadi
Tertaut di tiap laku yang mungkin Kau sukai
Buatku mereka-reka setiap kata, kebiasaan-kebiasaan kecil, dan gerak gerik hati
yang mungkin menarik hati dan perhatianMu
kepadaku
Ada rindu kecil
Kau pasti tahu
karena tak ada secuilpun dariku yang jadi rahasia antara kita
dan hanya satu tanya yang kulepas pada langit selewat senja
akankah Kau perkenankan
rinduku
Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku
Menggelayut manja di sudut hati
Menghiasi tiap doa saban hari
Membuatku tepekur layu kala kudasari
aku dan Kau
mungkin terpisah berabad waktu
Ada rindu kecil untukMu di tiap hariku
Menjadi harap sederhana yang abadi
Tertaut di tiap laku yang mungkin Kau sukai
Buatku mereka-reka setiap kata, kebiasaan-kebiasaan kecil, dan gerak gerik hati
yang mungkin menarik hati dan perhatianMu
kepadaku
Ada rindu kecil
Kau pasti tahu
karena tak ada secuilpun dariku yang jadi rahasia antara kita
dan hanya satu tanya yang kulepas pada langit selewat senja
akankah Kau perkenankan
rinduku
Kamis, 02 Desember 2010
Aku, Kamu, Kita
Aku, kamu, kita
Dalam kehausan akan entah-ilmu-entah-materi
jelajahi negeri-negeri
kita preteli mulai ujung langit hingga isi bumi
Aku, kamu, kita
Mencari cinta
tak juga puas
Mencari harta
tak juga puas
lalu tahta
tak juga puas
bahkan diri sendiri semakin bias
Aku, kamu, kita
mau segala mau
mulai surya terlahir ke peradaban
hingga candra meraja malam
terumpan makna hingga berlian
padahal atas rindu
ada jawab
dalam sendu
ada harap
maka kuketuk pintu raja segala pencarian
meminta jawaban
ialah ia pelabuhan rinduku
Dalam kehausan akan entah-ilmu-entah-materi
jelajahi negeri-negeri
kita preteli mulai ujung langit hingga isi bumi
Aku, kamu, kita
Mencari cinta
tak juga puas
Mencari harta
tak juga puas
lalu tahta
tak juga puas
bahkan diri sendiri semakin bias
Aku, kamu, kita
mau segala mau
mulai surya terlahir ke peradaban
hingga candra meraja malam
terumpan makna hingga berlian
padahal atas rindu
ada jawab
dalam sendu
ada harap
maka kuketuk pintu raja segala pencarian
meminta jawaban
ialah ia pelabuhan rinduku
Kamis, 28 Oktober 2010
Ajari Aku Mencintai
Ajari aku mencintai
setiap lekukan indah tubuh kehidupan
Ajari aku mencintai
langkah-langkah kecil anak-anak jalanan
pengemis yang meminta-minta di persimpangan
dan pedagang kecil yang menjajakan koran-koran
Ajari aku mencintai saja
karena pilu dunia
tak jua mau sirna
setiap lekukan indah tubuh kehidupan
Ajari aku mencintai
langkah-langkah kecil anak-anak jalanan
pengemis yang meminta-minta di persimpangan
dan pedagang kecil yang menjajakan koran-koran
Ajari aku mencintai saja
karena pilu dunia
tak jua mau sirna
Jumat, 03 September 2010
Malam
Malam ini temaram
Disinar rembulan dan gemintang
Lembut sang bayu usap rambutku
Obati hati yang haru biru
Genggam jiwa yang meragu
O malam
Tlah kulewati satu babak hidupku
Setelah kulalui beribu hadimu
Dalam syahdu ruang dan waktu
Tlah kukatakan pada gemitang di langit sana
Sebuah mimpi tanpa suara
Mimpi yang rahasia
O malam
Mimpiku tak sampai ke bintang
Hingga air mata tandai dukaku
Syahdu malam larutkan sesal
Kerlipan bintang temani khayal
Tinggal ucap doa kulayangkan
Pada Tuhan yang genggam segala lara
Biar dia belai lukaku hingga hilang segala perih
Dalam gundah hati
Disinar rembulan dan gemintang
Lembut sang bayu usap rambutku
Obati hati yang haru biru
Genggam jiwa yang meragu
O malam
Tlah kulewati satu babak hidupku
Setelah kulalui beribu hadimu
Dalam syahdu ruang dan waktu
Tlah kukatakan pada gemitang di langit sana
Sebuah mimpi tanpa suara
Mimpi yang rahasia
O malam
Mimpiku tak sampai ke bintang
Hingga air mata tandai dukaku
Syahdu malam larutkan sesal
Kerlipan bintang temani khayal
Tinggal ucap doa kulayangkan
Pada Tuhan yang genggam segala lara
Biar dia belai lukaku hingga hilang segala perih
Dalam gundah hati
Sabtu, 28 Agustus 2010
Merenungi Sepi
Dalam setiap pergumulan
sepi gemuruh berdentam-dentam
dan sunyi menggigit temaram bulan
Malamku berhias pias gemintang
dengan lembut sang bayu ia berkawan
sepi menggema
sunyi meraja
Hanya si bijak tahu makanannya tiap kesepian
berharga ribuan filsafat maknawi
dengan restu semesta ia berdiri
sepi gemuruh berdentam-dentam
dan sunyi menggigit temaram bulan
Malamku berhias pias gemintang
dengan lembut sang bayu ia berkawan
sepi menggema
sunyi meraja
Hanya si bijak tahu makanannya tiap kesepian
berharga ribuan filsafat maknawi
dengan restu semesta ia berdiri
Selasa, 24 Agustus 2010
Bahagia Tak Bersyarat
Sebuah perjalanan terbentang
di antara senyap waktu dan gigil malam
menjelma seuntai pencarian
jati diri, materi, dan kebahagiaan
Ku menari dalam orkestrasi gerimis
menitik merinai
berdansa dengan selaksa angan renta
mencari esensi bahagia
hingga tiba insyaf diri
semua hanyalah soal persepsi
Dan aku pun terlelap
dalam dekapan bahagia tak bersyarat
di antara senyap waktu dan gigil malam
menjelma seuntai pencarian
jati diri, materi, dan kebahagiaan
Ku menari dalam orkestrasi gerimis
menitik merinai
berdansa dengan selaksa angan renta
mencari esensi bahagia
hingga tiba insyaf diri
semua hanyalah soal persepsi
Dan aku pun terlelap
dalam dekapan bahagia tak bersyarat
Anak Jalanan
Kami bernyanyi di tengah getirnya hari
sebuah lagu mayar, dengan suara sumbang
Adakah Tuan tahu isi hati kami
ketika kami pandang kosongnya kaleng pendapatan hari ini,
dan ketika kami nikmati keroncongan perut kami yang lapar
Adakah Tuan dengar?
Kaki-kaki kami terpaksa bertarung dengan takdir
Walau kami rasa betapa buas kerikil-kerikil dan pasir
yang seakan ditebarkan Tuhan ke jalan kami
diantara mimpi, mimpi lagi,
dan mimpi lagi
Kapankah dapat kami nikmati indahnya hari?
Kapankah kami bisa berhenti bermimpi?
Tak inginkan Tuan bangunkan kami dari tidur panjang ini,
dan perlihatkan manisnya dunia
Bukankah kami anakmu jua?
sebuah lagu mayar, dengan suara sumbang
Adakah Tuan tahu isi hati kami
ketika kami pandang kosongnya kaleng pendapatan hari ini,
dan ketika kami nikmati keroncongan perut kami yang lapar
Adakah Tuan dengar?
Kaki-kaki kami terpaksa bertarung dengan takdir
Walau kami rasa betapa buas kerikil-kerikil dan pasir
yang seakan ditebarkan Tuhan ke jalan kami
diantara mimpi, mimpi lagi,
dan mimpi lagi
Kapankah dapat kami nikmati indahnya hari?
Kapankah kami bisa berhenti bermimpi?
Tak inginkan Tuan bangunkan kami dari tidur panjang ini,
dan perlihatkan manisnya dunia
Bukankah kami anakmu jua?
Sabtu, 31 Juli 2010
Mimpi Senja Hari
Tercabik sukma, terajah luka
terpasung impian, enggan terbang ke langit senja
dalam perih terurai-urai jarak
dalam rindu terurai-urai waktu
Langkahku ikuti garis nasib
berlarian songsong beribu pagi
biar tuntas segala mimpi
biar tamat sebait elegi
Terisak, terseok, lalu jatuh tak bangun lagi
Mimpiku mimpi mentari di senja hari
nyaris tenggelam di malam sunyi
Tinggallah diri edan ditelan gemuruh hari
Tak henti-henti mengejar mimpi
dalam mabuk asaku abadi
terpasung impian, enggan terbang ke langit senja
dalam perih terurai-urai jarak
dalam rindu terurai-urai waktu
Langkahku ikuti garis nasib
berlarian songsong beribu pagi
biar tuntas segala mimpi
biar tamat sebait elegi
Terisak, terseok, lalu jatuh tak bangun lagi
Mimpiku mimpi mentari di senja hari
nyaris tenggelam di malam sunyi
Tinggallah diri edan ditelan gemuruh hari
Tak henti-henti mengejar mimpi
dalam mabuk asaku abadi
Senin, 26 Juli 2010
Aku Hidup di Zaman Ini
Aku hidup di zaman ini
ketika para pemimpin mencuri demi memperkaya diri
ketika rakyat kecil biasa menjadi perompak demi sesuap nasi
ketika anak-anak kecil terbiasa melihat kekerasan saban hari
dan ketika wanita-wanita di pinggir jalan menjajakan diri
Aku hidup di zaman ini
ketika orang-orang mulai menggampangkan kecurangan
ketika yang pintar mengeksploitasi setiap kesempatan hanya demi meraup keuntungan
ketika kejujuran dan kebersihan laku seringkali dipadankan dengan kemunafikan
Aku hidup di zaman ini
ketika yang miskin mendengki
dan yang kaya tidak lagi peduli
ketika para pemimpin mencuri demi memperkaya diri
ketika rakyat kecil biasa menjadi perompak demi sesuap nasi
ketika anak-anak kecil terbiasa melihat kekerasan saban hari
dan ketika wanita-wanita di pinggir jalan menjajakan diri
Aku hidup di zaman ini
ketika orang-orang mulai menggampangkan kecurangan
ketika yang pintar mengeksploitasi setiap kesempatan hanya demi meraup keuntungan
ketika kejujuran dan kebersihan laku seringkali dipadankan dengan kemunafikan
Aku hidup di zaman ini
ketika yang miskin mendengki
dan yang kaya tidak lagi peduli
Asa Kebebasan
Nona kecil, bergaun hitam , mencium sedap malam
Berselimut dentam meriam
di kakinya pistol dikokang
Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam
asap biru, debu kelabu, bau abu jadi satu
mimpinya semalam jatuh di atas rumpun perdu
Nasar bulu hitam putih
cuci kaki di kali getih
Ah, di manakah kebebasan laksana awan?
Turutkah terbang bersama bulan?
Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam.
Tudungnya basah, oleh peluh dan cipratan darah
Adakah jiwa tenangnya mau berkata
Sst, diam, Tuhan marah!
Berselimut dentam meriam
di kakinya pistol dikokang
Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam
asap biru, debu kelabu, bau abu jadi satu
mimpinya semalam jatuh di atas rumpun perdu
Nasar bulu hitam putih
cuci kaki di kali getih
Ah, di manakah kebebasan laksana awan?
Turutkah terbang bersama bulan?
Nona kecil, bergaun hitam, mencium sedap malam.
Tudungnya basah, oleh peluh dan cipratan darah
Adakah jiwa tenangnya mau berkata
Sst, diam, Tuhan marah!
Langganan:
Postingan (Atom)