tiap pagi
didekap sekecup cinta
dalam cangkir-cangkir teh yang tak henti beruap
mungkin mereka menghangat karena senyummu
begitu kata hatiku
dan disinilah kutitipkan memori indah
yang terekam sejak ku masih bocah dalam buaian
dan akan selalu menjadi tempat pulang
ketika kehidupan mulai letih akan pencarian
semoga
Shabrina's
Living My Beautiful Life :)
Kamis, 17 April 2014
Kamis, 23 Januari 2014
Renungan Hari Ujian
Di saat seluruh usaha keras kita diuji kebenarannya
Itu disebut ujian
Ketika seluruh pemikiran yang kita curahkan diuji
keakurantannya
Itu disebut ujian
Ketika beberapa penguji-penguji “super” mengoreksi tiap tetesan keringat kita
Itu disebut ujian
Selama darah masih mengalir dan tugas kita di dunia belum
berakhir
Ujian pasti datang bertubi-tubi
Untuk meluruskan langkah kita
Untuk memurnikan niat kita
Untuk menguji keikhlasan kita
Untuk menempa kekuatan kita
Namun, ternyata Tuhanlah penguji paling spesial
Di penjuru bumi dan langit
Dulu, saat ini, esok
Di tiap jengkal langkah kehidupan kita
Dan bahkan di tiap detik kehidupan di dunia ini
Suatu ujian yang mungkin perlu waktu seumur hidup kita untuk berhasil melewatinya
Dan satu yang perlu diingat,
“SEBESAR-BESARNYA DAN SESULIT-SULITNYA UJIAN, BERHASIL
ATAUPUN GAGAL, KITA SELALU PUNYA KESEMPATAN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI (a.k.a ujian
tahap selanjutnya)” :-D
Senin, 30 Desember 2013
Tentang Berbahagia part 2
17 Desember
2013
Huuaaa...
Tes PKL di Garuda ternyata susah.. Biarpun udah persiapan tetep aj susah.. Aduh beteee..??!! LLL
18 Desember
2013
Gimana
iniii... ??!! Keterima gak ya tesnya yang kemaren..?? Apa daftar di tempat lain
juga aj yaa? *galaumode: on
19 Desember 2013
......... *galau
20 - 21 Desember 2013
....... *galau+bete
19 Desember 2013
......... *galau
20 - 21 Desember 2013
....... *galau+bete
22 Desember 2013
Yawdah lah... Coba daftar di JPC juga deh.... Ga ada harapan tembus Garuda kayaknya... :'(
23 Desember
2013
Oke.
Udah daftar PKL di JPC n langsung diterima. Alhamdulillaaah, Ya Allah.. JJ
30 Desember
2013 (hari pengumuman hasil tes di Garuda)
Lho, tes PKL di Garuda kok keterima juga? pilih yang mana yaa?Kalau di sini langsung keterima
kerja sekalian, ga cuma PKL doang.
Apa
ambil yang di JPC aj ya? Gapapa ga langsung kerja. Ntar cari beasiswa S2 dulu
aj...
Waaah... gimanaa..?
Binguuuung....!!?? *edisimbulet
Pesan moral : Bahagia bukan tentang apa
yang kita dapatkan, melainkan bagaimana kita mensyukuri apapun karunia Tuhan, :D:D:D
Kamis, 12 Desember 2013
Postingan-postingan Baru
Bukan lagi puisi
yang ingin kugurat dalam sepi..
Tapi sebait kisahku
dalam kelebat waktu
yang ingin kubagi pada dunia..
Sebab hidup berbalut cerita
dalam lautan makna..
Hola.. it's me in new stories. Mulai sekarang saya naik pangkat, hehehe.... Dari seorang penulis puisi amatir menjadi penulis cerita *cihuy.. Mulai postingan ini hingga kedepannya saya akan lebih banyak menulis cerita, disamping puisi tentunya.
Mengapa?
Karena, seperti yang saya tulis di muka, hidup ini berbalut cerita dalam lautan makna. Dan itulah yang ingin lebih banyak saya bagi dengan sobat-sobat semua. Mungkin cerita yang akan saya tulis bukan berupa cerpen, karena saya belum bisa bikin cerpen, hahaha... Yang akan saya bagi adalah cerita-cerita sehari-hari atau curhat-curhat saya, dalam bentuk prosa mungkin tepatnya. Yah, doakan saja lain kali saya akan naik pangkat lagi, jadi penulis cerpen, huehehe :)
Saya gak jamin cerita-cerita saya akan jadi cerita yang baik dan menarik. Ini semua hanya usaha saya untuk belajar menjadi penulis yang baik. Karena itu, bagi teman-teman yang sudi membaca, saya mohon untuk ikhlas memberikan komentarnya di bawah. Happy reading :)
yang ingin kugurat dalam sepi..
Tapi sebait kisahku
dalam kelebat waktu
yang ingin kubagi pada dunia..
Sebab hidup berbalut cerita
dalam lautan makna..
Hola.. it's me in new stories. Mulai sekarang saya naik pangkat, hehehe.... Dari seorang penulis puisi amatir menjadi penulis cerita *cihuy.. Mulai postingan ini hingga kedepannya saya akan lebih banyak menulis cerita, disamping puisi tentunya.
Mengapa?
Karena, seperti yang saya tulis di muka, hidup ini berbalut cerita dalam lautan makna. Dan itulah yang ingin lebih banyak saya bagi dengan sobat-sobat semua. Mungkin cerita yang akan saya tulis bukan berupa cerpen, karena saya belum bisa bikin cerpen, hahaha... Yang akan saya bagi adalah cerita-cerita sehari-hari atau curhat-curhat saya, dalam bentuk prosa mungkin tepatnya. Yah, doakan saja lain kali saya akan naik pangkat lagi, jadi penulis cerpen, huehehe :)
Saya gak jamin cerita-cerita saya akan jadi cerita yang baik dan menarik. Ini semua hanya usaha saya untuk belajar menjadi penulis yang baik. Karena itu, bagi teman-teman yang sudi membaca, saya mohon untuk ikhlas memberikan komentarnya di bawah. Happy reading :)
Sabtu, 14 September 2013
Tentang Berbahagia
Selalu ada alasan bagi kita untuk berbahagia. Ditengah canda
tawa maupun duka yang mendera. Di bawah pelangi sehabis rinai maupun di tengah
amuk badai. Dalam hari-hari penuh harapan maupun dalam hari-hari sarat beban.
Sedih itu boleh. Duka itu biasa. Bahkan kadang kala gerimis
mengalir di pelupuk mata, menandai hati yang remuk karena realita (ehem.. J).
Itu semua boleh karena kita adalah manusia yang memiliki perasaan. Duka dan
kesedihan karena aral yang merintangi jalan kehidupan itu kodrati. Karena
sesungguhnya kita adalah manusia yang penuh kelemahan.
Namun, bolehlah kita menjadi hamba Allah yang lebih baik
dengan banyak bersyukur, dan sebagai bonusnya kita akan menjadi lebih bahagia. Syukur
itu adalah ketika kita mampu menikmati kebahagiaan-kebahagiaan yang diberikan Allah,
meski kebaikan itu teramat kecil. Ketika kita bangun di pagi hari dengan segar
setelah terlelap semalaman, ketika kita masih bisa hidup dan menghirup udara
yang bersih, dan ketika kita bisa menikmati sepiring makanan setiap pagi,
dimana banyak saudara-saudara kita di negeri-negeri yang jauh menderita
kekeringan dan kelaparan. Ingatlah, ketika hidup penuh kekurangan, masih-ada
orang-orang di luar sana yang lebih menderita dari kita, dan mereka pun
berusaha berbahagia. Maka, syukur juga adalah ketika kita mampu merasakan
kebahagiaan ketika sedang berada dalam situasi yang tidak menyenangkan bagi
kita.
Terkadang kita merasa diri kita penuh kelemahan, tidak
sehebat, sepintar, secantik, dan se se yang lain dibanding kawan-kawan kita.
Ingatlah, bahwa Allah pasti menciptakan kita dengan berbagai karakteristik
tersebut dengan alasan yang spesial. Misalnya, mungkin kita tidak pintar namun
kita memiliki perasaan yang peka dan pemikiran yang sederhana sehingga bisa
menjadi seorang kawan yang menyenangkan. Betapa bahagianya mendapati diri kita
memiliki banyak sahabat kemana pun kita pergi, dan betapa bermanfaatnya diri
kita ketika bisa menjadi tempat berbagi bagi orang-orang tersebut. Mungkin kita
tidak cantik molek seperti seorang model, namun karena itulah kita terhindar
dari tatapan jahat orang-orang yang mengikuti hawa nafsu. Mungkin kita tidak
memiliki apa-apa, harta maupun kelebihan-kelebihan lainnya, namun dengan begitu
kita menjadi seorang yang rendah hati dan lebih kreatif dibanding orang lain.
Bagitu pula bila
kelemahan itu adalah kebiasaan atau sifat buruk yang belum dapat kita ubah.
Yang satu ini memang kerap membuat orang di sekeliling kita sebal dan kita pun
dianugrahi cap-cap yang kurang menyenangkan seperti tukang tidur, si pelit, si
malas, dan label-label lain yang mengganggu. Namun tahukah anda? Ada sebuah
hadist rasul yang mengatakan bahwa bila hari ini diri kita lebih baik dari hari
kemarin, berarti kita termasuk orang-orang yang beruntung. Bila hari ini kita
sama seperti kemarin, berarti kita adalah seorang yang merugi. Bila hari ini
lebih buruk dari hari kemarin, maka kita termasuk orang-orang yang celaka. Nah,
berarti selama kita masih memiliki kekurangan dan kesalahan maka masih terbuka
kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri, dan itu membuat kita termasuk
dalam kategori orang-orang yang beruntung. Bahkan ada seorang ulama yang
berpendapat bahwa ibadah yang lebih utama bagi seorang yang memiliki kekurangan
(dalam buku yang saya baca dicontohkan dengan orang yang kikir dalam
bersedekah) adalah memperbaiki kekurangannya tersebut, bukan shalat malam,
puasa sunnah, maupun ibadah-ibadah sunnah lainnya Pendapat ini bukan bermaksud
menggampangkan nilai ibadah-ibadah sunnah, melainkan ingin menegaskan bahwa
memperbaiki diri adalah termasuk salah satu ibadah yang utama. Maka,
beruntunglah bagi kita yang memiliki kekurangan dan kelemahan karena berarti
kita memiliki banyak kesempatan untuk beribadah.
Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk sedih berkepanjangan
sehingga melupakan karunia-karunia yang Allah berikan. Rasakan dan hayati
berbagai rahmat Allah bagi kita mulai dari yang paling kecil, kemudian ucapkan
hamdalah. Karena kata Rasulullah, satu ucapan hamdalah akan dibalas dengan satu
pahala, dan bila kita mengucapkannya tiga kali sebagai wujud syukur atas
karunia Allah maka satu dosa kita akan diampuni. Maka mulailah melatih kepekaan
untuk merasakan daftar panjang nikmat Allah dan ucapkan sebanyak-banyaknya
syukur kepadaNya. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hambanya yang diampuni. J
Jumat, 26 Juli 2013
Saya dan Rasa Bangga
Terdapat
satu penyakit hati yang bisa menjangkiti siapa saja, baik orang miskin maupun
kaya, orang pandai maupun bodoh, baik orang yang sedang diatas angin maupun
yang diujung tanduk, ialah rasa bangga. Rasa bangga sangat berbahaya, karena kerap
membuat kita rabun dan kurang waspada. Rabun sehingga terlalu tinggi memandang
diri sendiri dan kurang waspada sehingga tanpa sadar kita sedang memimpin diri
sendiri ke ambang kehancuran.
Dan
sayangnya, itulah yang saya alami. Selama ini saya sering merasa sering lebih
baik dari orang lain. Dalam banyak hal, misalnya tanggung jawab, antusiasme
dalam menyelesaikan tugas-tugas, semangat dalam belajar dan lain-lain yang sebenarnya mungkin menurut
anda tidak pantas membuat seseorang menjadi bangga (saking remehnya). Namun itulah
yang sempat saya alami. Rasa bangga adalah ketika kita merasa telah mencapai
sesuatu, dan bisa menjelma kesombongan ketika kita menganggap remeh orang lain
yang menurut pandangan kita tidak sama dengan kita. Pun saya, sempat menganggap
diri saya lebih karena memiliki hal-hal di atas.
Namun
alhamdulillah, mungkin karena lagi puasa (hehehe… ) atau karena menurut Allah
inilah saat yang tepat untuk meyadarkan saya supaya tidak kebablasan,
akhir-akhir ini Allah sedikit mengingatkan saya lewat suatu pengalaman kecil.
Inilah yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua.
Seperti
biasa, meskipun bukan disengaja, liburan akhir semester genap di kampus saya
berjalan bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Dan seperti biasa juga, saya sempat
bingung bagaimana saya akan menjalani liburan panjang ini. Bayangkan betapa
jenuhnya bila kita harus menjalani liburan panjang selama hampir 2 bulan tanpa
kegiatan. Karenanya, saya memutuskan melamar ke sebuah biro jasa pembuatan web
sebagai salah satu karyawan freelance
untuk mengisi liburan ini.
Sayangnya,
ternyata saya sedikit salah informasi. Lowongan pekerjaan di biro tersebut
ternyata ditujukan untuk yang berminat menjadi karyawan fulltime sebagai content
writer. Pada awalnya pemilik biro yang saya temui menunjukkan tanda-tanda
kurang berkenan menerima saya karena di biro tersebut karyawan freelance sudah banyak. Namun karena
sudah bertekad, saya tetap bersikukuh untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Akhirnya, mungkin karena melihat kesungguhan saya pemilik biro memberi saya kesempatan.
Tapi saya diharuskan mengirim beberapa contoh tulisan hari itu juga.
Saya
bersedia karena menurut saya pekerjaan itu tidaklah sulit. Cukup menulis 5
hingga 8 artikel tentang tema tertentu dan harus di-approve semuanya oleh editor di biro tersebut. Disamping sedang
liburan sehingga banyak waktu untuk mengerjakannya, selama ini saya memang suka
menulis dan pernah bekerja sebagai karyawan outsourcing
di sebuah situs sebagai penulis profil tokoh. Jadi menurut saya saat itu saya
pasti bisa, lah. Saya kan sempat punya pengalaman.
Namun,
saya baru ingat ketika sudah ada di rumah, bahwa pekerjaan tersebut tidak akan
bisa saya kerjakan setelah liburan ketika kuliah sudah aktif. Biro tersebut
meminta saya mengirim artikel yang saya buat setiap harinya maksimal pukul 5
sore. Sedangkan, pada hari biasa di pagi hingga siang hari saya harus kuliah.
Bisa jadi, pemilik biro sempat kurang berkenan menerima saya karena pekerjaan
tersebut sebenarnya lebih cocok dilakukan karyawan fulltime yang hanya mengerjakan artikel setiap hari dari pagi
hingga sore hari. Akhirnya, saya menghubungi pemilik biro untuk menyampaikan
pengunduran diri saya.
Saya
tersadar, bahwa apa-apa yang saya pelajari di sekolah selama ini belum cukup
untuk menghadapi dunia kerja. Karena, setelah saya pikir-pikir, meskipun
sebagai karyawan fulltime pun saya
mungkin tidak bisa memenuhi standar biro tersebut. Mungkin dari segi
keterampilan, misalnya keterampilan menulis dan berbahasa Inggris (karena biro
meminta saya mengambil sumber dari web luar negeri) saya masih memenuhi syarat.
Namun saya ini orangnya mudah stres dan paling tidak bisa bekerja bila
dikejar-kejar deadline, sedangkan pekerjaan tersebut deadlinenya tiap hari (dan
mungkin banyak pekerjaan seperti itu) sehingga hampir bisa dipastikan setiap
hari saya akan merasa stres. Sekolah biasanya mengajarkan keterampilan atau
hardskill, sedangkan softskill seperti kemampuan memotivasi diri, manajemen
stres, dan lain-lain harus kita pelajari sendiri.
Saya
juga jadi berpikir, teman-teman yang tidak setekun saya waktu sekolah mungkin
bisa lebih berhasil karena pada dasarnya mereka orangnya santai dan bisa enjoy
dalam menghadapi hidup yang penuh tekanan. Hardskill mungkin lebih mudah dicari
dan bahkan bisa dengan cepat kita pelajari waktu sudah bekerja karena saat itu
kita langsung praktek, tidak hanya belajar teori. Selama ini saya cukup pede
karena nilai-nilai saya di sekolah cukup baik, namun ternyata bukan itu yang
benar-benar saya perlukan untuk bisa bekerja dan menghadapi kenyataan hidup
selepas kuliah.
Satu
lagi, saya jadi sadar bahwa saya tidak harus bangga dengan diri saya karena
sebenarnya pencapaian saya selama sekolah adalah lebih karena karunia Allah,
karena kebetulan saya ada di tempat yang tepat. Sekolah cenderung mengajarkan
hal-hal bersifat akademik dan potensi akademik saya mungkin kebetulan cukup bagus. Sedangkan, banyak dari
teman-teman saya sebenarnya berpotensi di bidang seni misalnya, namun karena
sekolah kurang memfasilitasi mereka jadi kurang “menonjol”. Dan malangnya, ada
dari mereka menjadi rendah diri dan merasa tidak dapat mengikuti pelajaran di
sekolah sehingga menjadi kurang pede.
Alhamdulillah,
Allah menyadarkan saya di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Mudah-mudahan Ia
juga membantu saya memperbaiki diri dan menjauhkan saya dari sifat bangga dan
sombong.J
Selasa, 09 April 2013
Nasehat Seorang Sahabat
Suguhan
pagi ini adalah sebuah note milik seorang sahabat yang begitu inspiratif.
Tulisan tersebut ditulis oleh seorang anak muda biasa, bukan seorang ahli ilmu agama
maupun seorang yang begitu banyak pengalaman dan begitu faham akan lika-liku
kehidupan. Tulisan ini begitu sederhana, namun begitu bermakna dan berkesan di
hati saya. Dan karena penulisnya juga seorang anak muda seperti saya, saya jadi
sadar bahwa saya juga bisa mengadaptasi isi tulisan tersebut ke dalam hidup
saya, dalam konteks masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Potongan-potongan
tulisan tersebut akan saya tampilkan sebagian di sini.
Dan kita tetap akan memiliki kebahagiaan itu. Dan kita juga
akan tetap mengalami kesedihan itu walaupun kita tidak memintanya. Dan kita
akan hadapi 1001 warna kehidupan yang akan mewarnakan kehidupan kita sendiri.
Saya
adalah seorang yang cenderung normatif dan sedikit susah beradaptasi. Namun
seiring berjalannya waktu saya semakin sadar bahwa perubahan pasti terjadi. Perubahan
bisa saja mengarah ke hal-hal yang positif dan menyenangkan, namun tentunya
juga bisa berupa hal yang tidak kita senangi. Perubahan akan selalu terjadi dan
tidak akan bisa kita tolak, sehingga satu-satunya hal yang paling mungkin bagi
kita adalah menyesuaikan diri dan turut berubah seiring perjalanan waktu.
Kita
tidak akan pernah dihidangkan dengan kebahagiaan yang terus menerus. Kita juga
tidak akan pernah disajikan dengan kesedihan yang terus menerus. Karena kita
akan sentiasa mengalami fase perubahan, sedikit demi sedikit. Sesungguhnya
semua benda akan berubah kecuali "perubahan".
Saya
pun menyadari bahwa sebagian besar masalah yang saya hadapi melibatkan cara
saya menyikapi perubahan, yang adalah salah satu ketetapan Allah bagi alam
semesta. Perubahan itu kebanyakan adalah nikmat Allah dalam hidup saya yang
diambilNya, misalnya kepercayaan teman, nikmat kesehatan, nikmat kesempatan
untuk belajar di tempat yang saya sukai, dan sebagainya. Bisa juga berbentuk nikmat yang diberikan Allah
pada saya, yang sayangnya dulu sempat saya sia-siakan sehingga tidak malah
membentuk diri saya menjadi orang yang lebih baik, bahkan mungkin malah membuat
saya lupa diri dan sombong.
Dan berjalanlah terus, dan kita akan bahagia..Bahagia dalam
perjalanan itu. Kita berlari mengejar kebahagian di sisiNYA..Mengejar DIA yang
sebenarnya dekat walau kita rasa jauh. Mengejar cintaNYA walau sebenarnya DIA
menyayangi kita lebih dari seorang ibu menyayangi anaknya. Dan kita akan
bahagia dengan mengingati DIA, Allah SWT.
Menurut
teori ilmu manajemen organisasi yang diajarkan dosen saya di semester-semester
lalu konflik mampu mengatasi kelembaman organisasi. Artinya, suatu konflik yang
terorganisir mampu mengatasi stagnansi dan menggerakkan suatu organisasi menuju
perbaikan. Menurut saya, begitu juga dengan hidup saya dan masalah-masalah di
dalamnya. Setelah berhasil sedikit-demi sedikit menyesuaikan diri dengan
masalah-masalah yang Allah “hadiahkan” pada saya perjalanan hidup saya menjadi
lebih terarah.
Dahulu,
karena segala yang saya inginkan seakan begitu mudah saya peroleh, saya sempat
menjadi begitu ambisius mengejar beragam keinginan. Keinginan-keinginan memang
bisa menjadi trigger bagi kita untuk maju, namun terkadang ia juga bisa
menjerumuskan, terutama bila tujuan dari keinginan itu hanyalah dunia. Kita
bisa-bisa terjebak dalam kehidupan yang tak ada artinya sama sekali, hanya
mengejar nafsu terhadap kenikmatan dunia yang sesaat dan sama sekali tak
berdampak positif bagi pengembangan diri kita selaku makhluk Tuhan yang butuh
selalu meningkatkan hubungan kita dengan Sang pencipta. Masalah itu ternyata
berhasil merubah arah hidup saya. Meskipun seakan “mengemplang” kepala saya
dengan begitu keras namun ternyata ia diikuti berbagai perubahan positif yang
mungkin tak akan terjadi tanpa shock
therapy dari Allah tersebut.
Semoga
di masa depan saya bisa menjadi orang yang lebih baik. Berlatih menjalani hidup
dengan memandang ke depan sembari sedikit-demi sedikit melepaskan genggaman
tangan saya yang mungkin masih berisi kebahagiaan masa lalu yang belum bisa
saya relakan, untuk menuju hari esok yang InsyaAllah lebih baik. Di dunia dan
akhirat. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)