Dalam setiap pergumulan
sepi gemuruh berdentam-dentam
dan sunyi menggigit temaram bulan
Malamku berhias pias gemintang
dengan lembut sang bayu ia berkawan
sepi menggema
sunyi meraja
Hanya si bijak tahu makanannya tiap kesepian
berharga ribuan filsafat maknawi
dengan restu semesta ia berdiri
Sabtu, 28 Agustus 2010
Selasa, 24 Agustus 2010
Bahagia Tak Bersyarat
Sebuah perjalanan terbentang
di antara senyap waktu dan gigil malam
menjelma seuntai pencarian
jati diri, materi, dan kebahagiaan
Ku menari dalam orkestrasi gerimis
menitik merinai
berdansa dengan selaksa angan renta
mencari esensi bahagia
hingga tiba insyaf diri
semua hanyalah soal persepsi
Dan aku pun terlelap
dalam dekapan bahagia tak bersyarat
di antara senyap waktu dan gigil malam
menjelma seuntai pencarian
jati diri, materi, dan kebahagiaan
Ku menari dalam orkestrasi gerimis
menitik merinai
berdansa dengan selaksa angan renta
mencari esensi bahagia
hingga tiba insyaf diri
semua hanyalah soal persepsi
Dan aku pun terlelap
dalam dekapan bahagia tak bersyarat
Anak Jalanan
Kami bernyanyi di tengah getirnya hari
sebuah lagu mayar, dengan suara sumbang
Adakah Tuan tahu isi hati kami
ketika kami pandang kosongnya kaleng pendapatan hari ini,
dan ketika kami nikmati keroncongan perut kami yang lapar
Adakah Tuan dengar?
Kaki-kaki kami terpaksa bertarung dengan takdir
Walau kami rasa betapa buas kerikil-kerikil dan pasir
yang seakan ditebarkan Tuhan ke jalan kami
diantara mimpi, mimpi lagi,
dan mimpi lagi
Kapankah dapat kami nikmati indahnya hari?
Kapankah kami bisa berhenti bermimpi?
Tak inginkan Tuan bangunkan kami dari tidur panjang ini,
dan perlihatkan manisnya dunia
Bukankah kami anakmu jua?
sebuah lagu mayar, dengan suara sumbang
Adakah Tuan tahu isi hati kami
ketika kami pandang kosongnya kaleng pendapatan hari ini,
dan ketika kami nikmati keroncongan perut kami yang lapar
Adakah Tuan dengar?
Kaki-kaki kami terpaksa bertarung dengan takdir
Walau kami rasa betapa buas kerikil-kerikil dan pasir
yang seakan ditebarkan Tuhan ke jalan kami
diantara mimpi, mimpi lagi,
dan mimpi lagi
Kapankah dapat kami nikmati indahnya hari?
Kapankah kami bisa berhenti bermimpi?
Tak inginkan Tuan bangunkan kami dari tidur panjang ini,
dan perlihatkan manisnya dunia
Bukankah kami anakmu jua?
Langganan:
Postingan (Atom)